Jumlah investasi yang mengalir ke sektor teknologi agrikultur atau agritech di Indonesia sebanyak 11 kesepakatan sepanjang tahun 2024 berjalan (year-to-date/ytd) hingga 20 Agustus. Nilainya tercatat mencapai US$72,3 juta (Rp1,12 triliun) sepanjang periode tersebut.
Berdasarkan data yang dihimpun Tech in Asia, jumlah tersebut hampir menyamai kesepakatan investasi ke agritech sepanjang tahun 2023. Kendati, nilainya mengalami penurunan yang cukup signifikan.
Melambungnya nilai investasi agritech pada tahun lalu disebabkan perolehan pendanaan Seri D dari eFishery yang totalnya mencapai US$270,8 juta (Rp4 triliun). Sementara, tahapan pendanaan tertinggi sepanjang 2024 berjalan hanya mencapai Seri A yang diraih sejumlah pemain, seperti Semaai, BroilerX, FishLog, Jala, dan Beleaf Farm.
Adapun, beberapa kesepakatan dengan nilai jumbo sepanjang tahun 2024 berjalan dikontribusikan oleh:
- Pendanaan debt yang diperoleh eFishery dari HSBC Indonesia senilai US$30 juta (Rp487,9 miliar)
- Pendanaan Seri A yang diraih Jala sebesar US$16,3 juta (Rp265 miliar)
- Pendanaan dengan ronde yang tidak disebutkan oleh Aruna senilai US$7 juta (Rp108,2 miliar)
Mengapa ini penting?
Kendati nilainya merosot drastis, jumlah kesepakatan investasi agritech di Indonesia pada 2024 berjalan sudah hampir menyamai tahun lalu. Hal itu menunjukkan bahwa sektor ini masih cukup dilirik oleh para investor.
Untuk bisa mendorong investasi semakin besar, para inovator di vertikal agritech perlu fokus kepada penyempurnaan model bisnis. Mereka pun harus bisa mengatasi sejumlah tantangan yang dihadapi oleh pasar Indonesia, seperti akses hingga adaptasi teknologi oleh para petani.
Para pemain juga bisa mencoba menjajaki peluang baru lewat kolaborasi multisektoral, mengeksplorasi pasar yang belum terlayani, serta berinovasi dengan tetap fokus kepada keberlanjutan bisnis.
Di sisi lain, investor dapat melihat data ini sebagai menentukan strategi pendanaannya ke sektor ini pada masa mendatang. Mereka bisa menjajaki subsektor agritech yang mungkin belum banyak dieksplorasi.
Gali lebih dalam informasi lainnya di sini:
- Data pertanian dan peternakan Indonesia: panduan lengkap
- Cara BroilerX dan Chickin bertahan dari dominasi raksasa industri unggas
- Negara tetangga surplus beras, Indonesia justru defisit
- Siapa modal ventura paling aktif investasi ke agritech di Indonesia?
- Mengapa minim fintech lending tertarik sasar sektor pertanian?
Baca artikel lain seputar sektor agrikultur di sini.
Kurs US$1 = Rp15.459
(Diedit oleh Dimas Jarot Bayu)